Kalau mendengar tentang wisata Korea, banyak orang langsung membayangkan Seoul yang modern dengan hiruk pikuknya, atau Busan yang terkenal karena pantainya. Namun, Korea Selatan punya sisi lain yang lebih tenang, salah satunya adalah kota Sangju. Terletak di Provinsi Gyeongsangbuk-do, Sangju dikenal sebagai “Kota Sutra” sekaligus salah satu lumbung pangan terbesar di Korea.
Kota ini memiliki daya tarik yang berbeda dari destinasi populer lain. Alih-alih suasana kota besar, Sangju menawarkan panorama pedesaan yang indah, warisan budaya yang kaya, hingga festival lokal unik yang hanya ada di sini. Buat kamu yang sedang merencanakan tour ke Korea dan ingin menjelajah dengan pengalaman lebih otentik, Sangju bisa jadi destinasi yang tepat.
Sangju secara geografis dikelilingi oleh pegunungan dan sungai sehingga lanskapnya sangat indah. Kota ini cocok buat kamu yang suka aktivitas outdoor maupun sekadar menikmati udara segar khas pedesaan Korea.
Gunung Sobaeksan terkenal sebagai salah satu lokasi hiking paling indah. Setiap musim punya keistimewaan: bunga liar di musim semi, dedaunan merah di musim gugur, hingga salju berkilauan di musim dingin. Jalurnya ramah bagi pendaki pemula maupun berpengalaman. Di sepanjang jalur, ada juga kuil-kuil kecil dan spot istirahat yang memungkinkan pengunjung merasakan keheningan alam.
Sungai terpanjang di Korea ini melewati Sangju dan menjadi pusat aktivitas alam. Kamu bisa bersepeda di jalur khusus pinggiran sungai, mendayung perahu kecil, hingga mencoba memancing bersama warga lokal. Pada musim panas, Nakdong jadi destinasi favorit warga lokal untuk melepas penat, sementara di musim semi tepi sungai dipenuhi bunga liar yang menambah suasana romantis.
Sangju punya tanah subur yang mendukung industri pertanian dan sutra sejak ratusan tahun lalu. Di berbagai sudut kota, kamu masih bisa menemukan kebun mulberry (murbei) yang jadi bahan utama produksi sutra. Selain itu, persawahan dan kebun buah menjadikan pemandangan Sangju terasa autentik. Pemandangan petani yang bekerja di lahan juga memperlihatkan bagaimana kehidupan tradisional masih terjaga.
Museum ini menceritakan bagaimana Sangju menjadi pusat industri sutra di Korea. Kamu bisa melihat pameran kain sutra, peralatan tradisional pembuatan benang, hingga koleksi busana kuno. Ada juga pengalaman interaktif yang memungkinkan kamu mencoba langsung proses pembuatan benang, sehingga pengunjung tidak hanya melihat, tetapi benar-benar terlibat dalam tradisinya.
Hanok atau rumah tradisional Korea banyak ditemukan di desa-desa sekitar Sangju. Bentuk arsitekturnya mencerminkan kearifan lokal dan keharmonisan dengan alam. Menginap di penginapan bergaya hanok bisa memberikan pengalaman mendalam mengenal budaya Korea. Biasanya, penginapan ini menawarkan aktivitas tambahan seperti upacara minum teh atau kelas memasak makanan tradisional.
Sangju juga punya kuil kuno, gerbang kota tua, dan situs bersejarah yang mencerminkan perjalanan panjang wilayah ini sejak era dinasti. Banyak dari tempat ini jadi spot foto favorit sekaligus media edukasi. Jika kamu tertarik dengan sejarah Korea, mengunjungi situs-situs ini bisa memberi perspektif tentang bagaimana kota kecil mampu bertahan sekaligus berkembang dalam arus modernisasi.
Kalau bicara tentang Sangju, rasanya nggak lengkap tanpa menyebut kulinernya. Produk pertanian yang melimpah membuat makanan khas Sangju terasa unik dan segar.
Jeruk manis khas Sangju terkenal di seluruh Korea. Rasanya segar dan manis alami, bisa dimakan langsung atau dijadikan oleh-oleh. Beberapa produk olahan seperti jus, selai, hingga permen jeruk juga cukup populer.
Mie soba dingin khas Korea ini jadi favorit saat musim panas. Disajikan dengan kuah segar dan topping sederhana, makguksu menggambarkan kesederhanaan sekaligus kekayaan rasa dari bahan lokal. Biasanya disajikan dengan kimchi atau sayuran segar untuk menyeimbangkan cita rasanya.
Ikan makarel panggang yang gurih dengan cita rasa khas. Menu ini sering dijumpai di restoran lokal Sangju dan jadi santapan populer di kalangan warga. Disajikan sederhana dengan nasi, banchan (menu sampingan), dan sup ringan, hidangan ini cocok untuk merasakan keseharian kuliner pedesaan.
Camilan unik yang mungkin jarang kamu temui di tempat lain. Krisan biasanya diolah jadi teh, tapi di Sangju bunga ini digoreng garing lalu dinikmati sebagai kudapan ringan. Teksturnya renyah dengan aroma bunga yang khas, membuatnya berbeda dari camilan biasa.
Jika kamu suka berpetualang dalam hal makanan, Sangju menyediakan banyak pilihan. Pasar tradisionalnya dipenuhi dengan penjual lokal yang ramah, menjajakan produk segar hingga makanan siap santap.
Festival makanan juga sering diadakan, di mana kamu bisa mencoba berbagai olahan khas Sangju. Ditambah lagi, interaksi dengan pedagang membuat pengalaman kuliner jadi lebih humanis dan mendekatkanmu dengan budaya lokal.
Kehidupan masyarakat Sangju masih terikat erat dengan tradisi pertanian dan sejarahnya. Hal ini tercermin dalam festival yang diadakan setiap tahun.
Karena dijuluki “Kota Sepeda”, nggak heran kalau Sangju punya festival sepeda besar. Ada parade sepeda, kompetisi, hingga kegiatan komunitas yang mengajak pengunjung ikut serta. Bahkan ada area khusus untuk anak-anak, sehingga menjadi festival ramah keluarga.
Mulberry alias buah murbei menjadi simbol sejarah sutra Sangju. Dalam festival ini, kamu bisa menikmati berbagai kuliner berbahan murbei, mengikuti workshop kerajinan, hingga menonton pertunjukan musik dan tari tradisional. Festival ini biasanya diadakan saat musim panen, sehingga energinya terasa meriah dan penuh sukacita.
Sebagai lumbung pangan penting Korea, Sangju merayakan hasil panennya lewat festival ini. Para pengunjung bisa mencoba produk pertanian segar, ikut dalam lomba bertani tradisional, atau sekadar mencicipi makanan berbahan hasil panen lokal. Ini juga jadi ajang masyarakat menunjukkan rasa syukur sekaligus berbagi hasil panen kepada pengunjung.
Festival-festival tersebut tidak hanya untuk hiburan, tapi juga mempertemukan wisatawan dengan masyarakat lokal. Ada kesempatan besar untuk berinteraksi langsung, belajar budaya, dan merasakan hangatnya sambutan warga. Jika suka fotografi, festival di Sangju juga sangat fotogenik karena penuh warna tradisional dan ekspresi kegembiraan.
Setiap musim, Sangju punya pesona berbeda. Agar perjalananmu lebih maksimal, simak waktu terbaik berikut:
Jangan ragu berinteraksi dengan warga lokal. Mereka dikenal hangat dan ramah kepada pengunjung, bahkan sering menawarkan informasi tambahan tentang tempat menarik yang jarang dibicarakan di panduan wisata.
Sangju mungkin bukan destinasi mainstream di Korea, tapi justru di situlah letak pesonanya. Kota tenang dengan suasana pedesaan, sejarah panjang sebagai pusat sutra, kuliner khas, dan festival unik membuat Sangju terasa spesial.
Kalau kamu sedang mencari pengalaman wisata Korea yang lebih dekat dengan budaya lokal dan alam asri, Sangju wajib ada dalam itinerary perjalananmu. Jangan hanya terpaku pada kota besar saja, karena pesona Korea juga tersembunyi di tempat seperti ini.
Buat kamu yang ingin liburan ke Korea makin mudah dan nyaman, sekarang ada banyak pilihan paket tour ke Korea dari Callista Tour. Berbagai jenis paket, mulai dari open trip, private, hingga trip halal, bisa disesuaikan dengan kebutuhan liburanmu.
Dengan itinerary lengkap, panduan profesional, dan promo menarik, jelajah Sangju dan destinasi tersembunyi lainnya di Korea Selatan jadi lebih praktis dan berkesan. Setelah mengenal Sangju, kamu bisa terus jelajahi destinasi unik lain di Korea yang penuh kejutan dan cerita menarik bersama Callista Tour!
Kamu bisa cek Paket Wisata Korea terupdate kami: