Kalau kamu pernah lihat foto jalan setapak dikelilingi bambu tinggi menjulang di Kyoto, kemungkinan besar itu adalah Arashiyama Bamboo Forest. Tempat ini jadi ikon wisata Jepang yang sudah mendunia, masuk ke bucket list banyak traveler dunia. Berjalan di tengah hutan bambu di Arashiyama bukan cuma soal hunting foto, tapi juga pengalaman khas Jepang yang membawa ketenangan batin dan suasana mistis.
Yang membuat Arashiyama begitu istimewa adalah gabungan alam, budaya, dan sejarah. Kamu bisa merasakan atmosfer tradisional khas Jepang yang masih terjaga, berbeda dengan daerah perkotaan Kyoto yang lebih modern. Artikel ini akan memandu kamu dengan detail seputar lokasi, akses, daya tarik, aktivitas, hingga kuliner, informasi penting buat kamu yang berencana ikut tour Jepang maupun jalan sendiri ke Kyoto. Jadi, baca sampai selesai supaya kamu benar-benar siap kapan pun berkunjung!
Arashiyama Bamboo Forest berlokasi di Distrik Ukyo, Kyoto bagian barat. Kawasan ini terkenal sebagai tempat rekreasi sejak zaman Heian (794–1185). Saat itu kaum bangsawan sering datang untuk menikmati bunga sakura, bersyair, atau sekadar melihat pemandangan sungai dan pegunungan. Lokasinya dikelilingi pedesaan kecil dengan suasana tenang, sehingga menciptakan nuansa alami yang kontras dengan hiruk pikuk kota Kyoto.
Jalur bambu di sini terbuka 24 jam tanpa tiket masuk, jadi kamu bebas datang pagi-pagi sekali atau menjelang malam. Tapi, pencahayaan alami terbaik biasanya sekitar jam 9–10 pagi ketika sinar matahari mulai masuk ke sela bambu.
Transportasi umum ke Arashiyama cukup ramah turis, meski butuh sedikit koordinasi:
Kalau tujuanmu khusus ingin foto lebih sepi, sebaiknya hindari bus pada jam kunjungan puncak (10 pagi – 3 sore) karena area bisa sangat penuh.
Jika menggunakan mobil sewa atau taksi, waktu tempuh dari pusat Kyoto sekitar 30–40 menit. Namun, masalah utama adalah lahan parkir yang terbatas. Biaya parkir rata-rata ¥500–¥1000 per jam, tapi sering penuh saat akhir pekan. Kalau nggak ingin repot, banyak wisatawan lebih memilih ikut group tour dengan jadwal terencana. Selain lebih nyaman, kamu juga lebih hemat waktu karena pemandu sudah tahu jalur paling efisien.
Jalan setapak yang membentang sejauh 500 meter ini terasa seperti masuk ke dunia lain. Batang-batang bambu tumbuh rapat dan menjulang setinggi lebih dari 20 meter. Efek cahaya yang masuk dari sela dedaunan menciptakan foto alami tanpa perlu filter tambahan. Bahkan hutan bambu ini sering masuk daftar “Most Instagrammable Places in the World”.
Selain itu, Jepang menetapkan suara bambu tertiup angin sebagai bagian dari The 100 Soundscapes of Japan, proyek pemerintah untuk menjaga identitas alam negeri tersebut. Jadi, yang kamu rasakan di sini bukan sekadar berjalan kaki, tapi pengalaman multisensori, pemandangan, suara, dan udara yang menyejukkan.
Arashiyama sudah dikenal sejak masa Heian sebagai lokasi liburan keluarga kerajaan. Bangsawan kala itu sering berkunjung untuk menikmati musim semi dan gugur. Filosofi bambu dalam budaya Jepang menguatkan pengalaman di sini. Bambu dipercaya sebagai simbol perlindungan dari hal buruk dan penjaga rumah. Dalam perayaan tradisional Tanabata, bambu juga jadi pohon tempat menuliskan harapan. Jadi, ketika kamu berjalan di sini, rasanya seperti ikut bagian dari tradisi panjang Jepang.
Selain jalan santai biasa, ada banyak aktivitas menarik yang bisa kamu coba:
Kuil ini didirikan pada abad ke-14 dan merupakan kuil Zen utama di Kyoto. Taman klasiknya dirancang oleh Muso Soseki, seorang master arsitektur taman Zen. Sampai sekarang, desain taman tetap asli sesuai tata letak awal, membuatnya terasa abadi dan sering dijadikan contoh ideal taman Jepang.
Panjang jembatan sekitar 155 meter, membentang di atas Sungai Katsura. Pada musim semi, pemandangan sakura di sekitar jembatan ini jadi favorit. Sementara di musim gugur, pegunungan Arashiyama berubah menjadi lautan merah dan oranye yang menakjubkan. Malam hari saat festival pencahayaan Hanatoro, jembatan ini juga dihiasi lampion, menambah kesan romantis.
Bagi pecinta hewan, Monkey Park menyuguhkan pengalaman melihat lebih dari 100 monyet Jepang. Kamu bisa memberi makan dari area khusus yang aman. Perjalanan mendaki ke atas bukit cukup menantang, tapi terbayar dengan panorama luas Kyoto dan Sungai Katsura.
Kereta ini bergerak lambat, memberi waktu bagi penumpang menikmati lanskap pegunungan dan sungai. Kursi kayunya bergaya retro, cocok untuk foto nostalgia wisata klasik. Tiket sering terjual habis, jadi disarankan untuk reservasi sebelumnya terutama saat musim gugur.
Wisata ini berlangsung sekitar 2 jam, melewati aliran sungai dengan pemandangan tebing, hutan, dan kadang satwa liar. Perahu kayu dikendalikan 3 orang pemandu menggunakan dayung besar. Sensasi yang didapat berbeda total dengan jalur darat, membuat banyak wisatawan memilih kombinasi Romantic Train + River Cruise untuk pengalaman komplit.
Mengunjungi Arashiyama Bamboo Forest memang bisa dilakukan sendiri, tapi detail kecil seperti antri kereta, mencari tempat makan, atau memilih spot terbaik sering jadi tantangan, apalagi di musim ramai.
Di sinilah Callista Tour membantu. Dengan itinerary terencana, transportasi mulus, dan guide berbahasa Indonesia yang komunikatif, kamu bisa lebih hemat waktu dan energi. Jadi, kamu tinggal fokus menikmati keindahan Kyoto tanpa stress.
Kalau kamu ingin menikmati hutan bambu legendaris Arashiyama tanpa kebingungan soal transportasi dan rencana perjalanan, ini saatnya ambil langkah. Hubungi Callista Tour sekarang untuk paket wisata Kyoto termasuk Arashiyama Bamboo Forest.
Biarkan tim Callista yang atur detail perjalananmu, supaya kamu bisa fokus sepenuhnya menikmati suasana Jepang yang autentik.
source image @unsplash
Kamu bisa cek Paket Wisata Jepang terupdate kami: